Traffic cone adalah salah satu benda yang sering anda lihat pada saat melintasi ruas jalan tertentu. Alat ini sendiri dapat dikatakan sebagai salah satu perlengkapan polisi lalu lintas yang umumnya dibawa ketika berdinas ke lapangan.
Pada artikel kali ini, saya akan mengajak anda untuk lebih mengenai salah satu perlengkapan lalu lintas yang satu ini. Penasaran? Langsung saja, scroll ke bawah untuk mencari tahu mengenai alat ini.
Traffic cone adalah..?
Traffic cone adalah salah satu peralatan yang umumnya digunakan dalam pengaturan lalu lintas dan bersifat sementara. Alat ini memiliki bentuk seperti kerucut, sehingga lebih dikenal dengan nama kerucut lalu lintas.
Dalam penggunaannya, Traffic cone umumnya digunakan sebagai road barrier guna mengatur lalu lintas saat kondisi perbaikan jalan, kecelakaan dan lainnya.
Sejarah Perkembangan Traffic Cone
Tidak banyak yang mengetahui bahwa traffic cone adalah salah satu alat yang memiliki latar sejarah cukup panjang di belakangnya. Menurut riset yang kami lakukan, terdapat 2 versi berbeda mengenai asal mula kemunculan traffic cone ini.
Melansir dari 1linereview, disebutkan bahwa alat ini diciptakan pertama kali di tahun 1914 oleh seorang pria berkebangsaan Amerika, Charles P Rudabaker. Pada masa itu, Charles membuat prototipe traffic cone nya menggunakan beton dan digunakan di kota New York.
Sedangkan, melansir dari halaman theuniversalgroup.ca, disebutkan bahwa traffic cone ditemukan pertama kali pada tahun 1040-an oleh seorang pelukis jalanan di Los Angeles yang bernama Charles D.Scanlon. Hal tersebut dimulai pada ketidakpuasan Scanlon akan penanda kayu yang sering digunakan untuk menandai bagian jalan yang memiliki cat yang masih basah.
Kemudian, Scanlon pun berinovasi dengan membuat sebuah penanda jalan berbentuk kerucut dengan rongga di bagian dalamnya menggunakan kulit ban bekas. Setelah 3 tahun berlalu, Scanlon pun memutuskan mematenkan penemuannya tersebut sebagai alat penanda keselamatan yang tahan terhadap terpaan angin. Ia pun membuat prototype traffic cone nya dengan menggunakan bahan yang ringan dan kuat, sehingga tidak akan rusak ketika tertabrak kendaraan.
Lalu pada tahun 1947, sebuah perusahaan bernama Rubber Product Corporation mulai memproduksi traffic cone dengan desain bentuk yang sama dengan yang kerap digunakan saat ini. Di kota Los Angeles, traffic cone sendiri diketahui tidak hanya untuk pengaturan lalu lintas, namun juga untuk menandai jalur pejalan kaki.
Traffic Cone Harga nya Berapa?
Meskipun sering digunakan oleh para polantas, namun Traffic Cone sendiri bukanlah barang yang sulit ditemukan. Hingga hari ini, terdapat banyak toko alat safety yang menyediakan traffic cone ini yang dibeli secara online.
Untuk masalah harga, traffic cone ini dijual dengan harga yang cukup variatif, tergantung dengan bahannya. Namun jika anda menelusuri di beberapa marketplace belanja online, anda akan menemukan bahwa alat ini dijual pada rentang harga Rp.80 ribuan hingga Rp.250 ribuan.
Standar Ukuran Traffic Cone
Berdasarkan ulasan dari situs Polda Kepri, disebutkan bahwa traffic cone memiliki standar ukuran dan berat yang berbeda-beda tergantung dengan penggunanya. Pasalnya, traffic cone sendiri saat ini tidak hanya digunakan di jalan raya, namun juga dapat digunakan di dalam ruangan (indoor). Adapun standar ukuran dan berat traffic cone yang dimaksud sebelumnya adalah sebagai berikut:
- Ukuran 12 inch (305 mm) dengan berat 0.68 kg (umumnya digunakan untuk indoor dan outdoor)
- Ukuran 18 inch (457 mm) dengan berat 1.4 kg (umumnya digunakan untuk pembatas atau penanda saat pengecatan jalan raya)
- Ukuran 28 inch (711 mm) dengan berat 3.2 kg (umumnya digunakan untuk pengaturan lalu lintas di jalan lokal (bukan tol))
- Ukuran 36 inch (914 mm) dengan berat 4.5 kg (umumnya dipasang di jalan tol).
Itulah sedikit ulasan dari kami mengenai traffic cone. Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa traffic cone adalah road barrier yang bersifat sementara dan hanya digunakan untuk pengaturan lalu lintas pada kondisi tertentu. Semoga informasi ini bermanfaat dan jangan lupa untuk mengikuti blog ini untuk mendapatkan lebih banyak informasi informatif lainnya. Terima kasih.
Baca Juga: Delineator Adalah – Definisi, Fungsi, Jenis dan Cara Pemasangannya